“Hasil laboratorium anda baik pak, bu. Anda tidak sakit, mungkin hanya stres, kurang istirahat. Ini vitamin dan anti nyeri untuk meredakan gejalanya.”
Pernah dengar kalimat diatas dari dokter anda?
Kondisi diatas sering dialami oleh banyak orang. Merasa ada yang tak beres dengan kondisi tubuhnya selama beberapa waktu, lalu memutuskan untuk memeriksakan diri. Setelah pergi ke dokter dan dilakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan, dokter memberi kesimpulan bahwa hasil lab masih baik, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Yang terjadi kemudian dokter akan memberi resep berupa multi vitamin atau anti nyeri untuk meredakan gejala dan meminta pasien berisitirahat.
Skenario seperti ini masih sering saya dengar dari pasien-pasien saya. Mereka datang mengeluh masih merasa tidak nyaman meski dokter bilang tidak ada masalah dan telah minum obat.
Baru-baru ini seorang pasien berkunjung pada saya mengeluh nyeri vagina yang tak pernah berhenti disertai frekuensi BAK yang tak normal, ia bisa BAK hingga lebih dari 3 kali dalam satu jam. Ia telah berulang kali memeriksakan diri ke dokter dan bahkan pengobatan aternatif, melakukan berbagai jenis pemeriksaan laboratorium, namun tak ada jawaban konkrit yang ia terima atas kondisinya. Ia hanya mendapat obat-obatan yang sama sekali tak mengurangi gejala yang dialami. Ia datang pada saya merasa putus asa setelah selama sembilan tahun lebih merasa tidak nyaman. Pemeriksaan yang menyeluruh disertai penerapan prinsip-prinsip Functional Medicine akhirnya mampu memberi petunjuk tentang akar penyebab masalahnya. Pasien ini mengalami cidera tulang belakang yang menyebabkan gangguan persarafan di beberapa organ, yang menyedihkan, selama 9 tahun tak ada satupun dokter yang pernah dikunjungi, yang mampu mendiagnosis penyakitnya.
Tubuh manusia di desain sangat baik, tubuh kita mampu memberi sinyal sedang dalam kondisi baik atau buruk. Sinyal tersebut dapat berupa rasa lelah, pegal-pegal, sulit konsentrasi, mudah lupa, mood yang buruk atau berubah-ubah, hingga gejala yang tampak nyata seperti nyeri kepala, nyeri perut, jerawat yang tak kunjung sembuh, nyeri di persendian, dan masih banyak lagi. Semua kondisi ini menunjukkan tubuh anda sedang dalam masalah. Jika tidak dicari betul akar masalahnya, gejala-gejala tersebut biasanya akan menetap dalam jangka waktu lama dan bertambah berat berujung pada penyakit kronis yang lebih nyata.
Komunikasi Dokter-Pasien
Komunikasi dokter-pasien yang umum terjadi memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
Dokter hanya punya waktu singkat
Dokter umumnya tak banyak punya waktu untuk pasien sehinga tak memungkinkan ia untuk menggali informasi lebih dalam tentang kondisi pasien yang dihadapi.
2. Dokter dan pasien hanya fokus pada gejala
Dokter maupun pasien sering hanya berhenti sampai tahap gejala. Dokter lalu meresepkan obat yang mengurangi gejalanya dan pasien menerima saran dokter, komunikasi lalu berhenti disini.
Kualitas komunikasi dokter-pasien yang buruk menjadi salah satu penyebab utama kesalahan diagnosa penyakit atau justru penyakit yang tak terdiagnosa (penyakit misterius). Functional Medicine memberi perhatian utama pada masalah ini dengan mengedepankan komunikasi dokter-pasien dalam prinsip pelayanannya.
Pemeriksaan penunjang konvensional tak mampu memeriksa nilai ‘optimal’
Kelemahan pemeriksaan penunjang konvensional adalah bahwa pemeriksaan ini menilai dengan parameter minimal-maksimal (normal-abnormal). Setiap fungsi tubuh memiliki nilai tertentu dimana ia mampu bekerja optimal. Pemeriksaan laboratorium fungsional memeriksa berbagai parameter pada level ‘optimal’ nya, tidak hanya melihat nilai minimal-maksimal. Pada beberapa kasus tertentu dimana hasil laboratorium konvensional masih berada dalam batas normal, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan laboratorium fungsional.
Ketika pasien merasakan ketidaknyamanan dengan tubuhnya, ada sesuatu yang menyebabkan tubuh tak mampu berfungsi secara optimal, meski beberapa parameter laboratorium konvensionalnya masih dalam batas normal. Seorang praktisi functional medicine akan memeriksa lebih lanjut beberapa parameter laboratorium fungsional yang berkaitan dan melakukan analisa tentang apa akar penyebab tidak optimalnya fungsi tersebut.
Bagaimana dengan anda? Pernahkah mengalami sendiri kejadian diatas? Atau anda tahu seseorang yang mengalaminya? Sarankan dia untuk bertemu dokter yang tepat!
#mysteryillness #penyakitmisterius #diagnosapenyakit #undiagnoseddisease #penyakityangtakterdiagnosa #sayasakitapa #healthcondition #kondisikesehatan #functionalmedicine #functionallabtest #conventionallabtest #pemeriksaanlaboratorium #komunikasidokterpasien #doctorpatientcommunication #hubungandokterpasien #doctorpatientrelationship #terapikausatif #terapisimptomatis #valuebasedcare