top of page

Hidup Dengan Covid-19: Apa Yang Harus Dilakukan Agar Tetap Sehat & Selamat


Kedokteran Fungsional (Functional Medicine) Indonesia | Hidup Dengan Covid-19

Kita tahu bahwa dunia berubah sejak akhir tahun 2019, sejak ditemukannya virus baru yang menginfeksi penduduk kota Wuhan, Cina. Beberapa bulan setelah itu, Covid-19 sudah dinyatakan sebagai pandemi, hampir seluruh negara di dunia saat ini telah terdampak oleh SARS Cov 2 tak terkecuali negara kita Indonesia.



Kapan Covid-19 Selesai?


Sejak Covid-19, budaya di dunia yang sebelumnya beragam menjadi seragam: pakai masker, social distancing and work from home.


Banyak institusi dalam maupun luar negri yang mengeluarkan hasil prediksi mereka tentang kapan pandemi ini berakhir. Sebagai seorang dokter yang belajar tentang mikrobiologi & virologi, bisa saya katakan bahwa sejak virus ini dinyatakan ada maka sudah tak mungkin lagi sirna. Sebagai makhluk hidup, virus ini bisa punah, namun layaknya makhluk hidup lain dia punya kemampuan untuk mencegah kepunahan dengan cara beradaptasi & bermutasi.


Sampai saat ini sudah ditemukan beberapa jenis virus hasil mutasi dari SARS Cov 2 original yang tersebar di seluruh dunia. Proses sekuensing genom virus tersebut masih dilakukan oleh para peneliti hingga saat ini.



Bagaimana Hidup Sejak Ada SARS Cov 2 dan Seterusnya?


Covid-19 memberi dampak pada hampir semua sektor kehidupan termasuk salah satu yang utama adalah kesehatan. Saya akan membahas dampak kesehatan yang terbagi dalam 3 kelompok berikut:



Orang yang belum terinfeksi:


Bagi mereka yang belum terpapar dengan virus ini saat membaca tulisan saya, you’re lucky! And you have to maintain your health dengan protokol yang kita semua sudah pahami yakni pakai masker, social distancing & jaga kebersihan, namun yang paling utama justru mengoptimalkan kerja sistem imun dengan menurunkan level baseline inflamasi untuk tidak memperbesar resiko ke arah badai sitokin jika saja nanti terinfeksi.


Anda harus fokus untuk menurunkan level baseline inflamasi anda untuk memberi ruang bagi sistem imun memulihkan inflamasi setelah melawan virus, sehingga tidak terjadi badai sitokin.


Hal ini ditempuh dengan menghindari hal-hal yang sekiranya mampu menambah level inflamasi sedikit demi sedikit, seperti menjaga pola makan untuk fokus pada jenis makanan non inflammatory foods serta dibantu suplementasi bila perlu (Vitamin D, Vitamin C & Zinc), mengoptimalkan lifestyle termasuk tidur berkualitas dan manajemen stress yang baik, serta sebisa mungkin menghindari environmental toxin (toksin dari lingkungan seperti rokok & toksin pada produk-produk harian).


Pasien positif Covid-19:


Bagi pasien-pasien yang sudah positif terinfeksi, anda harus lebih giat lagi untuk menurunkan level inflamasi sembari mendukung sistem imun melawan virus melalui perbaikan diet & lifestyle serta suplementasi. Ini tentu ditambah dengan protokol penanganan Covid-19 dari pemerintah yang sudah dijelaskan oleh dokter anda (isolasi mandiri, dll).


Buatlah jurnal symptoms harian yang rapi sehingga anda dapat memantau perkembangan keluhan anda sendiri. Ini untuk menentukan kapan terjadi perburukan kondisi sehingga anda perlu segera pergi ke RS.


Selalu lakukan checking temperature & saturasi oksigen menggunakan pulse oxymetri. Demam & turunnya saturasi oksigen merupakan dua dari symptoms utama yang terjadi pada pasien Covid-19. Virus ini telah diteliti mampu mengaktivasi pembekuan darah (thrombosis) di dalam pembuluh-pembuluh darah kecil dalam paru-paru. Proses inilah yang kemudian menimbulkan gangguan pertukaran oksigen dan pasien mengalami hipoksia (kekurangan oksigen). Saturasi O2 dibawah 94% sudah menjadi alarm yang menandakan bahwa anda harus segera dibawa ke RS untuk mendapatkan penanganan yang tepat.


Post infeksi Covid-19:


Bagi mereka yang sudah pernah terinfeksi virus, mengalami sakit dan saat ini sedang dalam masa pemulihan, penelitian menunjukkan bahwa proses fibrosis sangat mungkin terjadi pada paru-paru pasien post infeksi Covid-19. Fibrosis adalah efek samping dari proses pemulihan setelah inflamasi. Dalam proses fibrosis, jaringan paru yang rusak akibat infeksi & inflamasi akan mengalami perubahan menjadi jaringan parut. Akibatnya, fungsi paru-paru akan menurun. Maka pada fase ini, kita harus fokus untuk mengurangi kerusakan, mengurangi pembentukan jaringan parut dan mengembalikan sebagian besar fungsi paru.


Pola makan & lifestyle anti inflammatory harus tetap dilanjutkan, ditambah penggunaan beberapa jenis suplemen yang dapat menekan inflamasi & fibrosis seperti: Vitamin C, Vitamin D, Glutathione, NAC, Curcumin & Bromealin.


Efek samping dari penggunaan antibiotik tambahan selama masa terapi di RS mengakibatkan berkurangnya populasi mikroba baik di usus. Hal ini jika tidak ditangani dengan baik tentu berakibat buruk pada kesehatan jangka panjang, karena seperti yang kita tahu, microbiome adalah bagian dari sistem imun kita. Kita harus mengembalikan keseimbangan microbiome usus selain dengan pola makan yang tepat juga dengan melakukan rotasi suplemen probiotik yang punya strain berbeda-beda.


Covid-19 merupakan jenis virus baru yang efeknya dapat mematikan. Berbeda dengan jenis virus yang sudah lama diketahui dapat menyebabkan infeksi kronis dan gangguan kesehatan jika ada di dalam tubuh kita dan terus reaktif seperti EBV, CMV, atau HSV yang dapat hidup berdampingan dengan kita, apa yang terjadi jika kita berhadapan dengan Covid-19 sangatlah berbeda. Yang terjadi adalah kita hanya dihadapkan pada dua kemungkinan, Covid-19 yang menang atau anda.


Inilah mengapa mengusahakan untuk selalu menjaga level baseline inflamasi kita serendah mungkin menjadi sangat penting. Kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk melawan virus ini. Functional Medicine memberi gambaran bagaimana mengenali kebutuhan dan kelebihan tubuh kita sendiri sehingga kita tahu dengan tepat bagian mana saja yang harus disentuh dan apa yang harus dilakukan. Dalam usaha menurunkan level baseline inflamasi, Functional Medicine menyentuh beberapa faktor penting yakni:

  • Microbiome & Immune Balance: pentingnya menjaga keseimbangan microbiome karena kaitannya yang sangat erat dengan sistem imun kita.

  • Mengkonsumsi Anti Inflammatory Foods: apa yang kita makan bisa membuat kita lebih sehat atau justru lebih mudah sakit. Apakah kita ingin less inflammed or more inflammed, kita yang pilih.

  • Manajemen stress yang optimal: Stress tanpa disadari memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan termasuk sistem imun. Bagaimana kita memiliki mindset tentang stress adalah faktor utama yang menentukan mudah tidaknya kita terbebani oleh stressor.

  • Tidur berkualitas: Kualitas tidur menjadi salah satu faktor yang banyak disepelekan saat ini. Kualitas tidur yang baik memastikan seluruh fungsi tubuh bekerja dengan optimal termasuk sistem imun kita.


Bagaimana dengan anda, ada di tahap yang mana anda saat ini? Apa yang sudah anda lakukan untuk mendukung sistem imun anda dalam menghadapi Covid-19?



Referensi:

20 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page